Monday, July 26, 2010

Sayangi Jantung Anda ..

Sayangi jantung Anda! Demikian slogan yang kerap muncul di berbagai iklan di media massa. Benar, akibat pola dan gaya hidup manusia modern, penyakit degeneratif yang semula hanya populer menyerang kaum sepuh, kini semakin tidak pandang usia. Orang dalam usia produktif pun bisa terkena penyakit jantung koroner (PJK) atau hipertensi (tekanan darah tinggi). Apa yang menyebabkan mereka menjadi mudah terkena penyakit yang dapat memperpendek usia ini?

Jantung, kata Prof. Dr. dr. Budhi Setianto, SpJP, dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI, merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang paling penting untuk dijaga kesehatannya. Keberadaannya merupakan penentu hidup manusia.

KLIK - Detail PJK, jelas Budhi, disebabkan oleh adanya penyumbatan di pembuluh darah menuju jantung, yang mengakibatkan proses oksigenisasi otot jantung menjadi jauh berkurang. Sehingga, jika kondisi ini dibiarkan, lama kelamaan akan mengakibatkan otot jantung menjadi rusak. Sakit yang diderita berupa serangan mendadak pada jantung yang dapat mematikan penderitanya dengan seketika, seperti halnya stroke pada penderita hipertensi.

Dulu, urai Budhi, PJK cenderung baru diderita oleh perempuan usia 65 tahun ke atas, atau pada pria yang berusia 55 tahun ke atas. Jika para orangtua ini terkena PJK di usia kurang dari 65 tahun (wanita) atau 55 tahun (pria), anak-anak dan keturunan mereka secara otomatis sudah memiliki riwayat keluarga positif dengan PJK. Oleh sebab itu, keturunan dari para orangtua yang mengidap PJK harus mulai menjaga dan mengontrol kesehatannya sejak dini, terutama jantungnya.

Apalagi, lanjut Budhi, saat ini penyakit diabetes melitus (DM) pun sudah berada di posisi yang setara dengan PJK sebagai penyakit yang dapat mematikan. “DM memang bisa menjadi salah satu faktor resiko PJK. Tetapi, jika saat ini posisinya sudah setara dengan PJK, sudah tidak tepat lagi dikatakan sebagai sekadar faktor risiko,” tegasnya.

Dengan kata lain, Budhi mengambil contoh, jika ada 100 orang mengidap DM yang belum pernah mendapat serangan jantung pertama, pada 7-10 tahun mendatang sekitar 20 persennya akan mendapat serangan jantung pertamanya. Bahkan, serangan pertamanya itu bisa langsung mematikan.

Sementara, jika ada 100 orang penderita PJK yang sudah mengalami serangan jantung pertama, pada 7-10 tahun mendatang 20 persennya akan mengalami serangan jantung kedua yang juga bisa mematikannya seketika. Dengan demikian, DM dan PJK sudah merupakan penyakit degeneratif yang sama-sama dapat mematikan penderitanya.

FAKTOR HORMONAL
Kendati demikian, jumlah penderita PJK pria masih dapat dikatakan lebih besar dibandingkan perempuan. Faktor hormonal yang menyebabkan hal tersebut. “Seperti yang sudah disebutkan, perempuan baru akan mengidap PJK di usia 65 tahun ke atas, sementara pria di usia 55 tahun ke atas. Ada jarak 10 tahun antara usia pria dan perempuan, yang artinya, perempuan memiliki 10 tahun waktu lebih lama terlindungi dari PJK dibandingkan pria.”

Alasannya, karena perempuan mengalami menstruasi dengan siklus yang cenderung teratur setiap bulannya. Dengan menstruasi wanita mengeluarkan zat feritin (semacam protein) yang diduga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Feritin ini, secara teratur dikeluarkan bersama menstruasi yang dialami perempuan. Sementara, feritin di dalam tubuh pria tak bisa mengalami proses pengeluaran, sehingga tetap mendekam di dalam tubuh.

Hormon estrogen mampu melindungi kaum hawa dari penyakit degeneratif, salah satunya PJK. Hormon estrogen inilah yang dapat memberikan efek proteksi terhadap mekanisme aliran darah dari dan ke dalam jantung. Hormon estrogen ini mampu meningkatkan high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, serta menurunkan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang dapat menimbulkan proses pengapuran di pembuluh darah yang kemudian akan menyumbat aliran darah saat memasuki pembuluh-pembuluh darah menuju jantung.

Dengan meningkatnya HDL di dalam darah oleh hormon estrogen, sumbatan di pembuluh darah yang disebabkan oleh LDL ini dapat dihancurkan. Selain itu, estrogen pun dapat memperlebar pembuluh darah agar aliran darahnya menjadi lancar. Dengan demikian, perempuan yang sudah mengalami menopause, otomatis produksi hormon estrogen akan jauh berkurang. Saat inilah perempuan mulai dapat dikatakan rentan terkena PJK. Sehingga, harus mulai lebih berhati-hati dalam mengatur pola hidupnya. Terutama asupan makanan dan keteraturan olahraganya.

Tentu saja, dengan pola hidup yang buruk, seperti merokok, kerap menyantap makanan berkolesterol tinggi, obesitas, stres berat, kurang olah raga, termasuk faktor risiko hipertensi dan DM, usia penderita PJK, baik pria maupun perempuan yang bisa terkena PJK akan menjadi lebih muda lagi. “Jika bukan karena riwayat keluarga yang positif PJK, faktor risiko usia pria terkena PJK bisa dimulai sejak usia 45 tahun ke atas. Selanjutnya, perempuan dapat terkena PJK di usia 55 tahun ke atas.”.............

Makanan Untuk Kesehatan Mata

Mata adalah panca indera manusia yang sangat penting/esensial. Dapat dibayangkan jika kita mengalami kerusakan mata atau kebutaan, kita tidak dapat menikmati dan merasakan betapa indahnya alam semesta ini. Kenyataannya kita sering lupa untuk melakukan perawatan mata, padahal seperti halnya bagian tubuh yang lain, mata mungkin saja terkena gangguan atau masalah kesehatan. Gangguan-ganguan tersebut bisa disebabkan oleh udara yang tidak bersih atau terpolusi, radiasi sinar matahari, radiasi akibat terlalu lama di depan komputer, dan gangguan-gangguan lainnya.

Studi yang dilakukan oleh Eye Disease Prevalence Research Group(2004) memperkirakan bahwa pada tahun 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan di dunia akan mencapai 55 juta jiwa. Studi ini menyebutkan juga bahwa penyakit mata dan kebutaan akan meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Seseorang yang berumur 80 tahun keatas yang merupakan 8% dari total penduduk, mengalami kebutaan sebanyak 69%.

Gangguan kesehatan pada mata yang umum terjadi adalah penurunan fungsi penglihatan, gejala mata merah tanpa ada penurunan fungsi penglihatan, dan mata merah dengan fungsi penglihatan turun. Sampai saat ini, penyakit mata yang banyak diderita adalah katarak, glukoma, dan infeksi.

Seiring dengan meningkatnya perhatian dan pengetahuan pengaruh gizi terhadap kesehatan, khususnya kesehatan mata menyebabkan pesatnya pertumbuhan pasar terhadap produk-produk kesehatan mata. Sebagian besar produk-produk untuk kesehatan mata yang dipasarkan sekarang berbentuk suplemen. Selain senyawa antioksidan (vitamin A, C, dan E) yang sebelumnya telah diketahui dapat meningkatkan kesehatan mata, senyawa lain seperti lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin, baru-baru ini diketahui sebagai senyawa yang dapat meningkatkan kesehatan mata.

Lutein suatu kelompok senyawa karotenoid berwarna kuning yang banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau. Lutein terdapat di macula dan dipercaya dapat melindungi mata dari kerusakan oksidatif oleh sinar radiasi ultraviolet (UV).

Macula berada di tengah-tengah retina dan bersebelahan langsung dengan lensa mata. Macula merupakan daerah kecil yang mengandung jutaan sel yang membantu menghasilkan penglihatan yang tajam untuk membaca atau melihat obyek dengan jelas.

Senyawa karotenoid lain yang terdapat di dalam macula adalah adalah zeaxanthin, yang diketahui dapat memberikan manfaat untuk kesehatan mata.

Penelitian yang dilakukan oleh Chitchumroonchokchai dan koleganya pada tahun 2004 dari Ohio State University, menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin dapat melindungi sel lensa manusia dari paparan sinar UV, yang merupakan penyebab utama terjadinya penyakit katarak. Selain itu, mereka membandingkan aktivitas antioksidan lutein dan zeaxanthin dengan vitamin E. Hasilnya menunjukkan bahwa lutein dan zeaxanthin menunjukkan aktivitas 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin E dalam melindungi sel lensa dari kerusakan akibat sinar ultraviolet.

Pada tahun yang sama juga dilakukan penelitian oleh Neuringer dan kolega, menujukkan kemampuan lutein dan zeaxanthin dalam meningkatkan kesehatan mata. Sedangkan pengujian pada hewan yang disponsori oleh DSM Nutritional Products Swiss, menunjukkan bahwa suplementasi atau penambahan lutein dan zeaxanthin meningkatkan aktivitas antioksidan di dalam darah.

Kelompok senyawa karotenoid lainnya yang ternyata memiliki kemampuan untuk melindungi macula dari paparan sinar UV adalah astaxanthin. Guerin et al. (2003) menyebutkan bahwa kemampuan antioksidan dan anti-inflamasi senyawa astaxanthin dapat memberikan efek perlindungan mata dari sinar UV.
Sampai saat ini aktivitas antioksidan dari senyawa lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin memberi jawaban mekanisme terjadinya peningkatan kesehatan mata. Radikal bebas yang berasal dari sinar UV atau cemaran udara, masuk ke mata mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi molekul-molekul rentan pada lensa mata.
Molekul tersebut adalah protein dan lemak yang menyusun lensa mata. Efek dari oksidasi ini menyebabkan rusaknya protein atau lemak pada lensa mata. Seiring dengan bertambahnya usia dan semakin terakumulasinya tekanan radikal bebas, protein dan lemak yang rusak tersebut akan semakin besar jumlahnya. Itulah yang membuat penglihatan kabur dan lama-kelamaan menjadi buta.

Lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin menangkapi radikal bebas (radical scavenger activity) dengan cara berikatan dengannya sebelum radikal-radikal tersebut merusak protein atau lemak lensa mata. Atau dengan kata lain lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin dapat disebut sebagai protektor lensa mata terhadap serangan radikal bebas.

Karotenoid banyak ditemukan pada sayuran berwarna kuning-jingga seperti wortel, sayuran berwarna hijau seperti brokoli, dan buah-buahan berwarna merah dan kuning-jingga, seperti tomat, arbei, semangka, dan mangga. Jadi dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan secara teratur dapat memenuhi kebutuhan lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin setiap harinya. Selain itu efek lain mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan adalah meningkatkan asupan serat makanan yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Kurangi Lemak Agar Sehat


Bicara soal kesehatan tubuh pastinya nggak akan ada habisnya. Siapa sih yang mau punya badan besar berlemak, sarangnya penyakit tuh. Apalagi kalau sudah kena kolesterolnya yang at-least pasti ikutan naik dan ujung-ujungnya pasti penyakitan. Dari mulai darah tinggi, jantung, obesitas, dan pastinya kalau nggak dikasih perhatian lebih akan menimbulkan kematian.
            Buang jauh-jauh persepsi “kalau mau sehat jauhi yang namanya lemak”. Tidak sepenuhnya demikian. Sebenarnya dalam tubuh kita itu harus terdapat 15% lemak minimal. Apalagi yang dalam masa pertumbuhan, itu sangat menunjang. Namun bagi yang kebetulan memiliki tubuh yang memiliki banyak lemak, sebaiknya untuk sementara kurangi yang namanya makanan berlemak (lemak tak jenih, jika lemak itu termasuk lemak jenuh lebih baik buang jauh-jauh) dan menambah serat. Serat dapat ditemukan pada sayuran dan buah-buahan.
Sebagai anak muda yang gaul pasti ingin punya badan yang proporsiaonal, punya badan sixpack (buat para laki-laki) dan badan slim (buat para perempuan). Hal tersebut bisa sangat mudah jika kita mengerti betul asupan nutrisi yang memang tubuh kita perlukan. Selain itu juga tidak melupakan yang namanya olahraga. Penting tuh. Selain bisa membakar lemak, berolahraga juga dapat membuat kelebihan gula darah dan lemak menjadi otot.
Olah raga baik untuk kesehatan tubuh. Tetapi olah raga apa yang dapat secara efektif membantu menurunkan kadar lemak (kolesterol) ? Olahraga yang efektif adalah yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul Lakukan senam, aerobik, jalan kaki, berenang, jogging, bersepeda, atau sejenisnya paling tidak tiga kali seminggu masing-masing 1 jam. 5-10 menit pertama digunakan untuk pemanasan, 30 menit untuk olahraga dan 10 menit terakhir untuk pendinginan.
Bagi yang telah menginjak usia setengah baya keatas, sebaiknya memeriksakan dirinya ke dokter terlebih dahulu agar mengetahui apakah ada penyakit yang diderita seperti Hipertensi, PJK atau Diabetes, sehingga bentuk/jenis olahraganya dapat disesuaikan. Gunakan program-program olah raga yang efektif dan sesuai dengan anda untuk membantu menurunkan kadar kolesterol di Diary Kolesterol.
            Hanya saja dalam penerapan gaya hidup sehat ini harus ditunjang dengan kesadaran pribadi, dan biasanya para pelaku gaya hidup sehat ini akan aktif dalam beberapa minggu pertama, dan akan kembali pada gaya hidup lama yang buruk di minggu berikutnya. Untuk menyiasatinya mungkin harus ditunjang dengan hal lain, paksaan, komitmen dengan pasangan, atau bahkan ditakut-takuti agar pelaku gaya hidup sehat mau melakukannya dengan baik walaupun terlihat memaksa. Namun kalau tidak begitu mereka cenderung malas dan mengabaikan yang namanya kesehatan tubuh. Apalagi untuk pemuda-pemudi yang masih akan meneruskan nasib bangsa. Apa jadinya jika generasi muda semua berpenyakitan. Nggak banget. Biasanya dari keterpaksaan itu mereka akan terbiasa, dan dari situ akan timbul kesadaran. So, keep your body with your healthy bro.. [Hady]